Sabtu, 17 Mei 2014

Contoh Cerpen (Menyesal)

Menyesal
Saat itu Nindya berada di kamarnya, Ia duduk di kursi dan di dampingi buku-buku tebal yang seakan mengantre untuk dipelajari. Besok, Ia akan mengikuti Kompetisi Matematika.Ia bertekad untuk bisa sukses di kompetisi itu, Ia sangat ingin dirinya bisa membuktikan apa yang Ia bisa. Terlepas dari semua impian itu, Nindya kebingungan untuk memilih buku mana yang akan Ia pelajari terlebih dahulu. Mengingat waktu yang sempit, Ia segera mengambil buku yang berisi soal-soal yang sering Ia pelajari sebelumnya. Ia membuka buku itu dan hanya melihat soal-soal yang kira-kira belum dipahami. Setelah itu, Ia kembali mengambil buku yang lain. Kepalanya semakin pusing meliahat jejeran soal-soal dan ratusan rumus yang baginya sangat sulit. Waktu semakin cepat berjalan. “ Hmm, soal seperti ini mungkin tidak akan muncul pada saat kompetisi, jadi aku tidak perlu mempelajari yang ini” gumam Nindya dalam hati. Nindya terpaksa menebak-nebak materi yang akan dilombakan, bahkan banyak materi yang tidak Ia pelajari, sebab Ia ingin memantapkan materi yang lainnya. Ia harus bisa mengejar waktu, karena Ia ingin materi yang ia pelajari lumayan banyak. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 20.00. Nindya merasa sangat mengantuk, karena hampir seharian Ia belajar. Nindya tidur dan menyetel alarm pukul 05.45.
Kringg.... krinngg..
Alarm di handphone yang disetel Nindya berdering. “Jam 6” bisik Nindya sambil menguap. Seluruh badannya serasa sulit untuk digerakkan, matanya juga masih berat untuk dibuka. Namun, Ia segera memaksakan dirinya untuk bangun. Nindya segera mandi dan bersiap-siap. Setelah selesai, Ia berangkat ke tempat kompetisi bersama peserta yang lainnya.
“Kamu sudah belajar Nin?” tanya Rita salah satu peserta yang satu sekolah dengannya.
“Sudah lumanyan Ta, bagaimana denganmu?”
“Sama sepertimu” jawab Rita.
“Kalau kamu Tia?” tanya Nindya kepada Tia.
“Belum” kata Tia santai.
“Huu, bohong tuh Tia, kemarin aku sms dia dan tidak dibalas, pasti dia sibuk belajar” seru Rita.
Di perjalan mereka saling berbincang-bincang, seperti katak ditimpa kemarau, mereka sangat ramai memperbincangkan hal-hal yang menyenangkan bagi mereka.
Merekapun tiba di tempat kompetisi.
“Ta, kayaknya semuanya orang-orang pintar” kata Tia
“Semuanya? Berarti kita juga” jawab Rita
Mendengan perbincangan Tia dan Rita, Nindya berpikir “Apa aku orang pintar? Dan  apa aku bisa seperti mereka-mereka yang sering mendapat juara?”
Nindya semakin cemas, bagaimana nanti kalau soal-soal yang Ia pelajari tidak keluar dalam kompetisi. Waktu menunjukkan pukul 08.00, semua peserta harus masuk ke ruangan yang telah ditentukan oleh panitia. Nindya berada di kursi paling depan, Ia berusaha untuk tidak takut karena Ia tahu hal tersebut akan merusak konsentrasinya. Seluruh soal dibagikan kepada semua peserta. Waktu untuk mengerjakan soal telah tiba. Nindya membuka halaman pertama, Ia dengan mudah bisa mengerjakannya karena Ia sudah pernah mempelajarinya. Ketika Ia membuka halaman kedua, ada beberapa soal yang cara pengerjaannya Ia lupa. Konsentrasi Nindya mulai berantakan, karena ketika membuka halaman selanjutnya materi yang muncul adalah materi yang kemarin tidak Ia pelajari, waktu berjalan sangat cepat, Ia memutuskan untuk beralih ke soal lainnya. Soal-soal yang lain bisa Ia kerjakan dengan baik.
“Aduh, mudah-mudahan soal selanjutnya bisa ku kerjakan” gumam Nindya dalah hati
Ketika menginjak ke soal-soal berikutnya, tak disangka Ia seperti orang buta kehilangan tongkat, Ia hilang akal dan tak tentu apa yang akan diperbuat, karena hal yang sama terjadi yaitu Ia lupa cara pengerjaannya dan tidak dipelajari. Waktu sudah hampir habis, banyak soal yang masih ia kosongkan. Sambil menunggu waktu, Ia mencoba mengerjakan soal-soal yang tidak bisa Ia kerjakan.
“Adik-adik waktunya habis” seru salah seorang Panitia
“Waduh, bagaimana ini?” kata Nindya
Selesai atau tidak selesai pekerjaan harus dikumpul. Nindya pasrah akan hasil yang Ia peroleh nanti.
“Silahkan adik-adik meninggalkan ruangan, dan soal beserta lembar jawaban ditaruh di meja masing-masing” kata panitia.
Nindya keluar ruangan bersama peserta yang lain. Ia bertemu dengan teman-temannya dan menghampirinya.
“Rita bagaimana soalnya?” tanya Nindya
“Susah, aku banyak yang kosong” jawab Rita
“ Ya, sama sepertiku, aku pasrah saja ” lanjut Tia
Nindya segera membuka buku soal-soal yang dibawanya. Tak disangka, habis kelahi silat teringat, Ia baru ingat akan cara pengerjaan soal-soal yang Ia kosongkan tadi. Nindya hanya bisa menyesalinya.
Sambil menunggu pengumuman mereka berbincang-bincang tentang soal-soal tadi.
Tak beberapa lama kemudian, “Hasil lombanya sudah diumumkan” kata salah seorang siswa dari sekolah lain. Mendengar hal tersebut Nindya dan teman-temanya segera pergi ke tempat pengumuman. Setelah melihat kertas pengumuman itu, nama Nindya dan teman-temannya tidak tertera. Itu artinya mereka tidak masuk 10 besar dan tidak melanjutkan ke babak final.
Mereka bertiga sejenak terdiam.Menyesal, malu, marah pada diri sendiri, dan lain sebagainya, semua itu bercampur aduk dalam hati Nindya. Nindya sangat menyesal.
“Seandainya aku mempelajarinya sebelumnya, seandainya aku tidak lupa cara pengerjaannya, seandainya soal-soal yang muncul sudah pernah ku pelajari” gumam Nindya yang menyesal. Nindya seperti ingin bersembunyi di balik daun sehelai, Ia ingin menutupinya dari teman-temannya, tapi itu mustahil karena namanya dan teman-temannya tidak tercantum pada 10 besar.

Hanya Dinda yang masuk sepuluh besar di bidang Fisika, Dinda adalah teman sekelas Nindya. Ia tahu sebelum kompetisi Dinda sangat rajin mengerjakan soal-soal terutama di kelas. Nindya tahu penyesalan akan datang di kemudian hari.

Contoh Pidato Bahasa Bali

PENGARUH KEMAJUAN TEKNOLOGI RING SISIA
Olih : Ni Putu Windi Sukma Putri

Sane banget utamayang titiang Kepala Sekolah SMA N 1 Bangli, Bapak/Ibu Guru miwah staff tata usaha lan sisia SMA N 1 Bangli sane tresnasihin titiang.
Om Swastyastu,
Angayubagia uningayang titiang majeng ring Ida Sang Hyang Widhi Wasa, saantukan wantah sangkaning asung kertha wara nugraha Ida, iraga prasida kacunduk sadu arep sakadi mangkin ring galahe sane becik puniki. Titiang saking Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bangli matur suksma antuk galah sane sampun kapaica antuk titiang sakadi mangkin.
Sane kapartama, pateh sakadi sane sampun uningayang iraga sareng sami, kemajuan teknologi ring era globalisasine puniki tan prasida baan rarianang, duaning mawinan antuk teknologi punika Indonesia prasida masaih teken negara-negara sane lianan.
Di jamane sane mangkin, teknologi sampun kauningin olih masyarakat luas. Saking anak kelih ngantos alit-alite uning ngangge teknologi. Teknologi sane akeh ring kalangan sisia inggih punika nganggen Internet, Facebook, Twitter, miwah sane lianan.
Luwih-luwih Internet  akeh dampak negatifnyane. Riantukan ring Internet wenten situs-situs sane tan patut keulati olih alit-alite sane dibawah umur, duaning situs-situs sakadi asapunika prasida ngarusak moral miwah manah sane ngakses. Lianan teken ipun, ring Internet wenten Game Online sane ngranayang para sisiane lali teken galah.
Sane kaping kalih, ring Internet wenten  Facebook. Ring Facebook iraga prasida matemu sareng timpal-timpal saking luar daerah ngantos luar negeri. Nanging, sebecik-becikne Facebook wenten masih nilai negatifnyane. Sakadi sane sampun uningin iraga sareng sami, ring televisi sampun kauningayang saking Facebook  akeh yowanane sane keni pelecehan seksual duaning yowanane icenine “janji-janji palsu”.
Riantukan Internet, para sisiane dados manja, napi mawinan sakadi punika? Mawinan sisiane nenten meweh ngamolihang jawaban paplajahan sane meweh ring sekolah. Para sisiane nenten kayun ngerereh ring bukune lan mangda praktis manten.
Nanging, yadiastun akeh dampak negatifnyane wenten masih dampak positif ngangge Internet , inggih punika saking Internet iraga prasida ngamolihang informasi dalam negeri miwah luar negeri, iraga prasida madue akeh timpal saking jejaring sosial sakadi Facebook lan Twitter, miwah sane lianan.
Wiaktin ipun, teknologi punika becik pisan  nanging tergantung sapasira sane nganggen teknologine punika. Nike mawinan ngiring iraga sareng-sareng nganggen teknologi sebeciknyane.
Inggih idadane sareng sami, asapunika indik pidarta titiange, wantah asapunika sane prasida atur titiang, titiang nunas geng rena sinampura mawinan kakirangan panyambran titian puniki. Dumogi Ida Sang Hyang Widhi nganugrahin iraga sareng sami kerahajengan, inggih puputang titiang antuk Paramasantih.
Om Santih Santih Santih Om


Ringkasan Buku Public Speaking and Public Relation

Kali ini saya share sebuah ringkasan buku untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia di sekolah. Buku ini berjudul Public Speaking and Public Relation. Buku ini saya dapat ketika Pelatihan Pelopor Madya Penataan Ruang 2013.




Public Speaking and Public Relations
Public speaking adalah seni berbicara di depan banyak orang secara terstruktur dan terarah dengan tujuan tertentu untuk memberi informasi, mempengaruhi atau menghibur. Tetapi berdasarkan pengalaman banyak orang, berbicara di depan umum tidaklah semudah berbicara di depan teman kita sendiri. Dalam public speaking terdapat empat elemen mendasar yang mempengaruhi kesuksesannya yaitu siapa (who), apa yang dibicarakan (what), kepada siapa (to whom), media yang digunakan menyampaikan (in which channel) dan dampak yang muncul setelah komunikasi terjadi (with what effect).
Namun, tidak semua orang bisa dengan mudah menjadi pembicara yang handal. Sebagian besar orang masih mengalami kecemasan dalam berkomunikasi. Hal tersebut pada dasarnya merupakan suatu kenormalan, tetapi jika dibiarkan berlarut dan tidak segera diatasi tentu saja akan menghambat kemajuan seseorang. Kunci dari keberhasilan seseorang untuk berbicara di depan umum adalah rasa percaya diri dan keberanian. Untuk mewujudkannya perlu dilakukan beberapa tahapan sebelum melakukan public speaking.
Tahapan pertama adalah memilih topik yang akan dibicarakan. Pilihlah topik yang menjadi minat kita sekaligus membangun minat pendengar. Biasanya topik yang menarik untuk dibicarakan adalah yang berguna bagi pendengar misalnya kesehatan, keamanan dan kebahagiaan. Dapat pula diangkat topik yang kontroversial dan memancing perdebatan akan tetapi tidak membuat kesalahpahaman. Setelah menentukan topik, persempitlah topik tersebut agar pembicaraan lebih proporsional sesuai dengan waktu yang disediakan. Setelah kita sudah mengetahui apa yang ingin disampaikan, selanjutnya adalah menetapkan tujuan. Penentuan tujuan berfungsi agar pendengar tahu kenapa topik yang dibicarakan penting.
Sebelum kita memulai public speaking, sangat penting bagi kita untuk mengenali dengan siapa dan dalam situasi apa kita berbicara. Analisislah karakter demografis pendengar seperti jenis kelamin, usia, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, profesi, agama dan lain sebaginya. Dengan mengetahui hal tersebut kaitkanlah topik yang dipilih dengan kondisi demografis pendengar sehingga pendengar merasa bahwa topik yang dipilih memang penting bagi mereka.
Selanjutnya adalah mengumpulkan materi yang akan dibicarakan dan menguraikan materi tersebut. Dalam tahapan ini, kita bisa memulai dengan menguraikan gagasan utama menjadi kalimat-kalimat yang efektif dan sistematis. Jika seluruh materi persiapan sudah selesai, maka hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah berlatih. Dengan berlatih akan mebantu meningkatkan kualitas kepercayaan diri sekaligus kemampuan public speaking.
Beberapa kesalahan yang sering terjadi pada public speaking antara lain kurangnya kontak mata dengan pendengar, terlalu banyak mengulang, tempo bicara terlalu cepat, penampilan arogan, terlihat cemas, berbicara membosankan, tidak ada dinamika, kalimat sulit dimengerti, gerakan dan mimik kurang mendukung dan lain sebagainya.
Selain mengerti tentang public speaking, kegiatan public yang penting lainnya adalah public relation. Public relation bisa diartikan dengan bagaimana kita bisa berhubungan baik dengan orang-orang di lingkungan sekitar kita, baik dengan mereka yang mendukung maupun dengan mereka yang tidak mendukung kita. Public relation penting dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan kita dalam menjalin hubungan baik
Dalam melakukan public relation hal yang penting diperhatikan adalah menjadikan orang lain tahu kebaikan kita tetapi bukan berarti mepromosikan diri sendiri. Sebagai contoh seseorang yang aktif meskipun tidak pintar  mampu mendapat banyak teman karena teman-temannya tahu kebaikan  tentang dirinya.
Dalam kehidupan sehari-hari, praktik public relation tidak hanya sebatas pada organisasi atau perusahaan melainkan pada kehidupan kita sehari-hari di masyarakat. Dengan menerapkan public relation kita dapat menjadi makhluk sosial yang mampu berinteraksi dan berhubungan baik dengan masyarakat. Dalam hal ini, public speaking erat kaitannya dengan public relation karena salah satu prinsip yang dapat menjadikan hubungan baik dengan masyarakat adalah kemampuan berbicara atau berkomunikasi dengan lebih dari satu orang.


Makalah Tentang Olahraga (Olahraga Gembira Melalui Senam Irama)

Olahraga Gembira Melalui Media Senam Irama











Penulis :
Ni Putu Windi Sukma Putri :           04



Topik yang dipilih :

Berolahraga melalui senam irama










SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BANGLI
BALI
KATA PENGANTAR


Om Swastiastu
Puji syukur kami panjatkan kepada Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat rakhmat Beliaulah saya dapat menyusun makalah yang berjudul “Olahraga Gembira Melalui Senam Irama.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyempurnaan karya ilmiah ini.
Mohon dimaklumi sekiranya, karya tulis ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari sempurna.Untuk itu kami mohon kritik dan saran yang dapat membangun untuk penyempurnaan pada karya tulis berikutnya.




Om Santih Santih Santih Om

                                                                                 Bangli, Oktober 2013

                                                                                                  Penulis





DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................       i
Kata Penghantar .........................................................................       ii
Daftar Isi ....................................................................................        iii
















BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Olahraga adalah proses sistematik yang beruapa segala kegiatan atau segala usaha yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat berupa permainan, pertandingan, dan prestasi puncak.1 Olahraga merupakan salah satu kegiatan yang bermanfaat. Manfaat yang didapat dari berlohraga antara lain: memperlancar metabolisme tubuh, meningkatkan kebugaran jasmani, mengurangi risiko berbagai penyakit, menjaga berat badan,meningkatkan kapasitas otak dan mengurangi stress.2  Berbagai manfaat olahraga yang telah disebutkan erat kaitannya dengan kesehatan jasmani maupun rohani seseorang yang melakukannya. Kesehatan jasmani yang dimaksud berupa kesehatan organ tubuh, sistem organ dan berbagai komponen biologis lainnya. Sedangkan kesehatan rohani berkaitan dengan kesehatan kejiwaan seseorang.
Dewasa ini, kegiatan berolahraga di kalangan masyarakat jarang dilakukan. Dari fakta yang ada dapat diketahui  minat seseorang untuk berolahraga sangat minim terlebih bagi sesorang dengan aktivitas yang padat.  Apabila dilihat pada ruang lingkup yang lebih sempit yaitu di kalangan pelajar, kegiatan olahraga juga jarang dilakukan. Normalnya di kalangan pelajar, olahraga dilakukan paling tidak satu minggu sekali dengan waktu rata-rata. Padahal,  untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dan bugar dibutuhkan kegiatan olahraga secara rutin minimal 3 minggu sekali.3
Minimnya kegiatan olahraga yang dilakukan oleh masyarakat khususnya pelajar disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain:
1.      Waktu luang untuk berolahraga yang minim
2.      Gerakan olahraga yang seringkali monoton
3.      Gerakan olahraga yang membuat lelah bagi orang yang jarang melakukan
Dari berbagai alasan minimnya kegiatan berolahraga tersebut perlu adanya alternatif sebagai media berolahraga yang menyenangkan. Alternatif tersebut adalah melalui senam irama.
Senam irama biasa disebut dengan senam ritmis yaitu gerakan senam yang diiringi dengan music. Pada dasarnya gerakan senam irama sama dengan gerakan pada senam biasa. Letak perbedaannya hanya pada penambahan fitur musik yang bagi sebagian orang membuat lebih bersemangat dalam melakukan senam. Selain itu gerakan pada senam irama dapat dirancang sendiri dengan iringan musik sesuai yang diinginkan.
Berdasarkan berbagai alasan seseorang jarang berolahraga yang telah diulas diatas serta hubungannya dengan senam irama, penulis tertarik untuk mengupas lebih dalam lagi mengenai manfaat melakukan senam irama serta pengaruh melakukan senam irama terhadap kegiatan berolahraga seseorang dengan membuat makalah berjudul “Olahraga Gembira Melalui Media Senam Irama.”

1.2              Rumusan Masalah
-  Apakah manfaat melakukan senam irama?
-  Bagaimanakah pengaruh senam irama terhadap kegiatan berolahraga seseorang?
1.3              Tujuan
-          Untuk mengetahui manfaat melakukan senam irama.
-          Untuk mengetahui bahgaimanakah penaruh senam irama terhadap kegiatan berolahraga seseorang.
1.4              Manfaat
1)      Bagi Masyarakat
Dapat memilih alternatif berolahraga melalui media yang lebih menyenangkan yaitu senam irama.
2)      Bagi Penulis
Dapat mengetahui lebih jauh mengenai manfaat senam irama terhadap kegiatan berolahraga seseorang serta bagaiamana pengaruh diantara keduanya.

















BAB II
2.1       Olahraga
Olahraga adalah proses sistematik yang beruapa segala kegiatan atau segala usaha yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat berupa permainan, pertandingan, dan prestasi puncak. Olahraga memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan rohani maupun jasmani orang yang melakukan. Manfaar berolahraga antara lain :
a.       Memperlancar metabolisme tubuh
b.      Melatih kebugaran jasmani
c.       Melatih kekuatan dan kelenturan otot
d.      Mencegah terserang berbagai penyakit
e.       Terhindar dari obesitas

2.2       Senam Irama
Senam irama atau disebut juga senam ritmik adalah gerakan senam yang dilakukan dengan irama music, atau latihanbebas yang dilakukan berirama. Senam ritmik dapat dilakukan dengan alat ataupun tanpa alat. Alat yang sering digunakan adalah ganda, simpai, tongkat, bola, pita dan topi. Unsur-unsur yang diperlukan dalam senam irama adalah kelentukan, keseimbangan, keluwesan, fleksibilitas, kontinuitas, dan ketepatan dengan irama.
Pada dasarnya gerakan senam irama sama dengan gerakan senam biasa. Letak perbedaannya adalah pada fitur musik yang akan membuat seseorang bersemangat untuk melakukan senam.


BAB III
PEMBAHASAN

3.1              Gambaran Umum Masalah
Olahraga merupakan kegiatan yang penting dilakukan karena berguna bagi kesehatan jasmani maupun rohani seseorang. Namun, di kalangan masyarakat sendiri  kegiatan berolahraga tersebut masih jarang dilakukan terlebih bagi oseseorang dengan kesibukan tertentu. Jarangnya kegiatan berolahraga disebabkan oleh waktu luang yang dibutuhkan minim, gerakan olahraga yang dianggap monoton dan terkadang membuat lelah bagi yang jarang melakukannya. Melihat permasalahan tersebut hendaknya dipilih suatu alternatif sebagai media olahraga yang menyenangkan yaitu melalui senam irama. Adapun kelebihan senam irama disbanding senam biasanya adalah gerakan senam yang diiringi dengan musik serta gerakannya dapat dirancang sendiri dengan ketentuan tidak mengurangi manfaaat.

3.2              Pembahasan
3.2.1        Manfaat Melakukan Senam Irama
Melakukan Senam Irama memiliki berbagai manfaat antara lain :
A.                Manfaat Fisik:
Seseorang yang melakukan senam irama secara rutin akan mengembangkan kemampuan daya tahan, otot, kekuatan, tenaga, kelentukan, koordinasi, kelincahan dan keseimbangan.
B.                 Manfaat Mental:
Orang yang rutin melakukan senam irama mampu menggunakan kemampuan berpikirnya secara aktif dan kreatif melalui pemecahan masalah gerak. Selain itu, senam irama dilakukan diiringi dengan musik sehingga menambah semangat seseorang yang melakukan serta membuat suasana menyenangkan.
C.                 Manfaat Sosial:
Apabila kegiatan senam irama ini dilakukan secara bersama-sama maka akan tercipta suatu interaksi social serta melatih kekompakan gerak.

3.2.2        Pengaruh Melakukan Senam Irama Terhadap Kegiatan Olahraga
Sebagaimana diketahui bahwa senam irama merupakan senam yang diiringi musik sehingga menambah semangat seseorang yang melakukan. Selain itu, senam irama membuat kegiatan berolahraga menjadi menyenangkan karena gerakan tidak harus rumit dan boleh mempergunakan alat atau tanpa alat.
Sehingga, dalam keadaan yang demikian senam irama sangat berpengaruh terhadap kegiatan berolahraga yang dilakukan seseorang. Dengan melakukan senam irama seseorang tidak akan bersemangat melakukan olahraga.










BAB IV
PENUTUP
4.1       Kesimpulan
Dari berbagai paparan mengenai olahraga dan senam irama, dapat disimpulkan bahwa senam irama merupakan kegiatan yang bermanfaat serta memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan berolahraga seseorang. Dengan melakukan senam irama kegiatan berolahraga menjadi lebih bersemangat dan menyenangkan.
4.2       Saran
Masyarakat hendaknya memiliki kesadaran untuk berolahraga melalui media yang menyenangkan seperti senam irama.











4.1     Daftar Pustaka
Hardianto, Dwi Rezki.(2012). Pengertian Olahraga Secara Umum Menurut Pakar [Online]. Tersedia: http://olahragabagikesehatanjasmani.blogspot.com/2013/06/pengertian-olahraga-secaea-umum-dan.html  [30 September 2013, jam 16.01 WIB]
Anonim.(2012).Sejuta Manfaat Olahraga Bagi Tubuh [Online].Tersedia: http://m.okezone.com/read/2012/12/10/468/729797. [30 September 2013, jam 14.05 WIB]
Anonim.(2013).Olahraga[Online].Tersedia: id.wikipedia.org/wiki/Olahraga .[30 September 2013, 14.12 WIB]
Anonim.(2013).Manfaat Senam Irama[Online].Tersedia: http://hanifahwijayanti.blogspot.com/2012/manfaat-senam-irama.html.[30 September 2013, 14.30 WIB]



Contoh Spoof Text (Research)

On Monday Morning, Mrs. Ari was being busy with her work in the Teacher’s office. Her eyes looking seriously at the laptop screen and her fingers typing rapidly.
My friend who was standing beside the Teacher’s office door want to meet with Mrs. Ari. My friend looking quietly around the Teachers Office. “Oh that is Mrs. Ari” she said. Then My friend walked to Mrs. Ari table. “Good Morning Mrs. Ari, I want to tell something to you.” “Ok, please sit here and tell me” said Mrs. Ari while still focus on her laptop.
Then my friend explained “Mrs. Ari you handle the research extracurricular right?. I Want to join this. I have investigated about the incorporation of two plants.” After Mrs. Ari heard that she was being agog and said “What a good research. What does the kind of plant that you incorporated?” “Those are the incorporation between sticky rice plant and coconut tree.” “Wow, those two plant were from different species, how can you incorporated them? What is the result? It is being a superior plant or unique plant?”

“No Mrs. Ari, it is being “klepon” and it is better served with traditional sugar”

Contoh Spoof Text (Research)

On Monday Morning, Mrs. Ari was being busy with her work in the Teacher’s office. Her eyes looking seriously at the laptop screen and her fingers typing rapidly.
My friend who was standing beside the Teacher’s office door want to meet with Mrs. Ari. My friend looking quietly around the Teachers Office. “Oh that is Mrs. Ari” she said. Then My friend walked to Mrs. Ari table. “Good Morning Mrs. Ari, I want to tell something to you.” “Ok, please sit here and tell me” said Mrs. Ari while still focus on her laptop.
Then my friend explained “Mrs. Ari you handle the research extracurricular right?. I Want to join this. I have investigated about the incorporation of two plants.” After Mrs. Ari heard that she was being agog and said “What a good research. What does the kind of plant that you incorporated?” “Those are the incorporation between sticky rice plant and coconut tree.” “Wow, those two plant were from different species, how can you incorporated them? What is the result? It is being a superior plant or unique plant?”

“No Mrs. Ari, it is being “klepon” and it is better served with traditional sugar”

Esay Tentang Kesehatan Ibu dan Anak

Kali ini saya akan share karya esay saya dengan judul Tak Ada Rotan Akarpun Jadi (Pemberdayaan Remaja Sebagai Kader Posyandu Peduli Kesehatan Anak dan Ibu)

TAK ADA ROTAN AKARPUN JADI
(PEMBERDAYAAN REMAJA SEBAGAI KADER POSYANDU PEDULI KESEHATAN ANAK DAN IBU)
Penulis : Ni Putu Windi Sukma Putri
            Pada era Globalisasi seperti sekarang ini kesehatan merupakan barang “mahal”. Jangankan untuk biaya pengobatan, upaya pencegahanpun terkadang  tak tanggung-tanggung  merogoh kocek yang dalam. Sebagaimana kata pepatah “Lebih baik mencegah daripada mengobati” sesungguhnya upaya pencegahan memang merupakan jalan terbaik. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) mencegah adalah usaha untuk menahan atau menghalangi. Jika dikaitkan dengan penyakit, menahan atau menghalangi penyakit bukanlah perkara yang sulit bila kita sudah dibekali pengetahuan yang terkait dengan hal tersebut. Sekiranya, masalah pengetahuan tersebutlah yang menyebabkan banyaknya kasus terkait dengan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan fakta yang ada yaitu sebagian besar masyarakat di Nusa Tenggara, Maluku dan Papua mengalami kenaikan kematian anak. Di Papua terutama di daerah pedalaman angka kematian bayi menyandang predikat tertinggi di Indoensia yaitu 41 per 1000 kelahiran hidup, jauh lebih tinggi dari angka nasional yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup. (nasional.kompas.com). Mengapa hal tersebut terjadi? Tentu saja salah satu penyebabnya adalah kurangnya akses informasi dan pengetahuan kepada masyarakat sekitar.
            Dilihat dari fakta yang ada, Indonesia memang mengalami pasang surut mengenai persoalan kesehatan ibu dan anak. Angka-angka terkait persoalan kesehatan ibu dan anak sempat mengalami penurunan namun di tahun berikutnya kembali mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang dimiliki oleh WHO, Indonesia berada di peringkat ketiga tertinggi untuk kematian ibu di Negara ASEAN, peringkat pertama disandang Laos dengan 470 kematian ibu per 100.000 kelahiran dan paling kecil Singapura dengan 3 kematian per 100.000 kelahiran.   Selain itu, berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) pada tahun 2012, angka kematian ibu meroket dari 228 pada 2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Tidak hanya itu untuk masalah balita menurut laporan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2013, kecenderungan setiap provinsi untuk balita kurang gizi adalah 19,6 persen dan naik dari 18,4 persen.
            Melihat kenyataan yang demikian sangat disayangkan apabila angka-angka tersebut terus melonjak. Sebagaimana kita ketahui bahwa kesehatan ibu dan anak sangat penting. Kemungkinan terburuk dari rendahnya kesehatan ibu adalah kematian yang dialaminya. Dampak dari kematian ibu dirasakan oleh berbagai pihak, pertama adalah anak dan keluarga yang ditinggalkan. Terlebih apabila anak yang ditinggalkan  masih kecil atau di bawah usia lima tahun akan lebih rentan terserang penyakit dan gizi kurang sehingga berimbas pada  meningkatnya angka kematian anak. Anak adalah masa depan bangsa , tanpa anak-anak yang akan tumbuh menjadi remaja, apa jadinya bangsa ke depannya? Kedua, akan terjadi kerugian secara finansial bagi Negara. Apabila wanita dalam usia subur meninggal, maka ia akan terhilang secara statistik dalam angkatan generasi produktif sehingga terjadi kerugian tidak langsung bagi masyarakat maupun Negara. Selain itu Indonesia merupakan salah satu Negara yang terikat dengan kesepakatan global yaitu MDGs (Milenium Development Goals) sehingga Indonesia terus didorong untuk menekan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi) pada tahun 2015.
            Namun upaya yang ditempuh untuk menekan AKI dan AKB masih jauh panggang dari api. Langkah pemerintah dinilai belum efektif karena berfokus pada tindak penanganan  bukan pencegahan. Melemahnya kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan serta kurangnya perbaikan gizi masyarakat terutama ibu hamil juga merupakan faktor yang menyebabkan tingkat AKI dan AKB tinggi.
            Melihat kenyataan yang demikian perlu dioptimalkan kembali program-program pemerintah yang ada seperti Posyandu. Posyandu merupakan singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu yang merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya dilakukan di setiap kelurahan atau RW. Posyandu merupakan pos terdepan dalam mendeteksi gangguan kesehatan masyarakat terutama ibu dan anak. Pada masa orde baru, Posyandu dengan fungsi pelayanan informasi kesehatan pada ibu dan anak sangat efektif yaitu dapat menurunkan angka kematian ibu dan anak (AKB) di Indonesia yang tergolong sukses selama 5 tahun dapat menurunkan AKB sebesar 73 per 1000 kelahiran hidup, menjadi 58 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan fakta tersebut Posyandu sebenarnya dapat menurunkan masalah kesehatan ibu dan anak salah satunya AKB. Hanya saja pihak yang terkait belum menyadari potensi Posyandu sesungguhnya (Depkes, 1997).
            Kegiatan pada Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan. Kegiatan utama mencakup Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana (KB), Imunisasi, Gizi serta Pencegahan dan Penanggulangan Diare. Kegiatan pengembangan atau pilihan adalah dimana masyarakat dapat menambah kegiatan baru selain lima kegiatan utama. Kegiatan tersebut misalnya Bina Keluarga Balita, Tanaman Obat Keluarga, Bina Keluarga Lansia, Pos Pendidikan Anak Usia Dini dan berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya. Siapa saja yang membutuhkan Posyandu? Semua anggota masyarakat terutama bayi dan anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui, pasangan usia subur, dan pengasuh anak. Kegiatan Posyandu biasanya dilakukan sekali tiap sebulan.
Posyandu merupakan tulang punggung kesehatan ibu dan anak.  Mengapa demikian? Karena pada Posyandulah ibu-ibu, anak-anak dan para kader bertemu saling berinteraksi. Sehingga, pada kesempatan seperti itulah para kader dapat melakukan penyuluhan-penyuluhan kepada ibu-ibu yang hadir pada Posyandu.
Kegiatan pada Posyandu tidaklah sekedar menimbang bayi, mencatat dan memberi vitamin A. Tetapi, pemberian informasi tentang kesehatan ibu dan anak merupakan hal yang penting. Para kader terutama di desa-desa harus mampu memberikan informasi kepada para ibu mengenai kesehatan ibu dan anak.
Berbicara tentang kader, kader adalah seseorang yang karena kecakapannya atau kemampuannya  diangkat, dipilih atau ditunjuk untuk mengambil peran dalam kegiatan dan pembinaan Posyandu serta telah mendapat pelatihan tentang KB dan kesehatan (Depkes RI, 1993). Sebagian besar kader kesehatan adalah wanita dan anggota PKK yang sudah menikah dan berusia 20-40 tahun dengan pendidikan sekolah dasar (Depkes RI,1995). Adapun syarat-syarat untuk memilih calon kader menurut Depkes RI (1996) adalah; dapat membaca dan menulis dengan Bahasa Indonesia, secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kader, tinggal tetap di desa yang bersangkutan, aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial maupun pembangunan desanya, dikenal masyarakat dan dapat bekerjasama dengan masyarakat calon kader lainnya dan berwibawa.
Kader kesehatan memiliki peran yang besar dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Selain itu peran kader adalah ikut membina masyarakat dalam bidang kesehatan melalui kegiatan yang dilakukan salah satunya di Posyandu. Sesungguhnya pembentukan kader merupakan salah satu metode edukatif untuk mengaktifkan masyarakat dalam pembangunan khususnya bidang kesehatan. Dilibat – aktifkannya masyarakat pada pembangunan kesehatan salah satunya didasarkan pada terbatasnya daya dan dana di dalam operasional pelayanan masyarakat. Sehingga, pola pikir semacam ini merupakan penjabaran dari pemahaman mengenai upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya sendiri. Jadi, dapat dikatakan bahwa kegiatan kader dilaksanakan dari, oleh dan untuk masyarakat itu sendiri.
Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
Tetapi berdasarkan fakta yang ada, sebagian besar kader Posyandu adalah ibu rumah tangga yang memiliki beban ekonomi untuk keluarganya. Sehingga tidak sedikit dari mereka yang terpaksa memilih kesibukan rumah tangga dibandingkan menjadi kader. Selain itu dari segi pendidikan, kebanyakan ibu-ibu di desa yang merupakan kader Posyandu memiliki riwayat pendidikan yang rendah. Meskipun kenyataannya banyak kader Posyandu yang sarjana maupun tamatan SMA, namun tentu saja pikiran dan ingatan  mereka tentang materi penyuluhan sudah tidak “tajam” seperti anak sekolah . Hal tersebut dikarenakan mereka tak hingga menjangkau akses informasi terbaru yang didapat dari berbagai gadget yang ada.
Dengan adanya masalah seperti itu, saya selaku penulis memiliki usulan untuk menjadikan remaja sebagai bagian dari kader posyandu. Ususlan tersebut lebih ditekankan pada pemberdayaan dan pemanfaatan remaja sebagai seorang kader Posyandu. Menurut Kartasasmita (1996), kata pemberdayaan terkait dengan penggalian dan pengembangan potensi masyarakat. Setiap manusia dan masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan, sehingga pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu dengan mendorong, memberikan motivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta untuk mengembangkannya.
Mengapa harus remaja? Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang mengalami perkembangan pada  semua aspek/fungsi untuk memasuki dewasa (Sri Rumini 2004). Mereka yang dikategorikan sebagai remaja adalah yang berusia 12 sampai 21 tahun. Pada umumnya remaja masih mengenyam pendidikan di sekolah sehingga dari segi pendidikan remaja berpotensi dijadikan sebagai kader Posyandu. Mengapa remaja berperan penting? Remaja diibaratkan sebagai batang muda penentu nasib bangsa. Remaja yang akan meneruskan jalannya roda pembangunan di Negara ini. Melalui pemberdayaan remaja sebagai kader Posyandu diharapkan akan tercipta generasi penerus bangsa yang cerdas dan mampu bersaing di era global.
Pemberdayaan remaja sebagai kader posyandu memiliki manfaat yang tidak tanggung-tanggung. Tidak hanya bermanfaat bagi  para ibu dan anak yang hadir di Posyandu, tetapi juga bermanfaat bagi dirinya, keluarga, temannya, bangsa dan Negara. Pertama adalah bagi dirinya sendiri, tugas kader posyandu begitu kompleks, tidak hanya sekedar melakukan penyuluhan tetapi ada kegiatan imunisasi, pemeriksaan dan lain sebagainya. Bagi kader remaja tugas yang diberikan adalah tugas penyuluhan dan tugas yang ringan. Dengan adanya tugas penyuluhan kepada remaja, secara otomatis remaja akan belajar tentang materi-materi yang akan ia sosialisasikan, setelah belajar tentu saja ia akan memahaminya. Sehingga hal ini bermanfaat bagi kehidupannya ke depan, ia dapat tahu ilmu sejak dini , tahu  cara penanggulangan penyakit, makanan bergizi, dan hal-hal lain yang terkait. Apalagi bagi remaja putri yang suatu saat akan menjadi seorang ibu, ia akan tahu sejak dini mengenai ibu dan anak. Dari sini terlihatlah salah satu upaya pencegahan yaitu terkait pemberian pengetahuan. Bagaimana bisa mencegah kalau tidak tahu? Kemudian yang kedua adalah bagi keluarganya, orang tua sekarang sangat was - was terhadap maraknya kasus kenakalan remaja, dengan anak remajanya menjadi kader Posyandu otomatis akan memberi wawasan kepada anak mereka tentang materi mengenai kesehatan reproduksi dan materi lain yang terkait. Ketiga adalah bagi teman-temannya, remaja merupakan masa dimana seseorang aktif mencari kawan. Remaja yang dibekali pengetahuan akan mentransfer ilmu yang dimiliki kepada teman-temannya. Keempat adalah bagi bangsa dan Negara, Negara kita membutuhkan generasi muda (remaja) yang cerdas dan berbudi luhur demi mendongkrak eksistensi Negara dan komponennya. Sehingga dengan remaja yang tahu sejak dini tentang kesehatan ibu dan anak, hal tersebut turut membantu upaya pemerintah dalam menurunkan kasus mengenai kesehatan ibu dan anak.
Posyandu Remaja (remaja sebagai kader Posyandu) ini memiliki peluang besar untuk diimplementasikan. Di setiap desa/kelurahan/RT ada remaja bukan? Apalagi di daerah Bali, ada yang dinamakan dengan Sekaa Truna Truni. Selain itu, barangkali di daerah-daerah lain  ada organisasi kemasyarakatan yang beranggotakan remaja. Dengan demikian, kita bisa menjaring para remaja dari organisasi-organisasi tersebut. Kalaupun tidak ada, remaja-remaja di sekitar wilayah setempat dapat diberdayakan. Perangkat desa bersama pihak terkait dapat memilih remaja-remaja yang berpotensi memberi penyuluhan kepada masyarakat. Perangkat desa dapat menyebar brosur maupun mengadakan pengumuman pada acara atau perkumpulan di desa masing-masing. Pemilihan remaja ini didasarkan pada kemauan remaja bersangkutan serta kemampuan yang dimilikinya. Bisa juga remaja yang ada pada suatu organisasi kemasyarakatan ditugaskan menjadi kader secara bergilir. Sebelum diterjunkan langsung pada Posyandu, tentu saja pihak terkait harus memberikan pembinaan kepada remaja-remaja yang ada. Pembinaan yang diberikan harus disesuaikan dengan waktu luang remaja mengingat remaja masih aktif dalam kegiatan sekolah. Disini desa harus bekerjasama dengan sektor-sektor yang menangani masalah kesehatan seperti Puskesmas (tenaga medis di Puskesmas) dan Bidan di desa untuk memberikan pembinaan kepada remaja. Pembinaan yang dilakukan dapat berupa pemberian materi, mengajarkan cara penyuluhan, mengajak observasi langsung pada kegiatan Posyandu, membantu kegiatan Posyandu yang ringan (mencatat, ikut menimbang, pemberian makanan tambahan, dan lain sebagainya). Setelah melakukan serangkaian pembinaan tersebut, barulah remaja ditugaskan untuk melakukan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat. Tidak lupa, dalam proses pemberian penyuluhan remaja harus didampingi oleh kader yang lebih berpengalaman. Kegiatan tersebut dilakukan secara bergantian oleh remaja. Misalkan beberapa remaja memberi penyuluhan, remaja lain bertugas pada pos pendaftaran, catat - mencatat, menimbang dan lainnya. Sedangkan untuk tugas yang lebih sulit seperti memberi imunisasi jelas harus dilakukan oleh ahlinya seperti bidan. Perlu dicatat bahwa, pengimplementasian Posyandu Remaja ini bukan berarti mengganti seluruh kader menjadi remaja. Akan tetapi, remaja-remaja turut membantu kader yang ada dalam melaksanakan tugasnya dan tetap menyandang predikat “kader”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan remaja di masing-masing desa sebagai kader posyandu akan memiliki banyak keuntungan antara lain:
1.      Mendapat pengetahuan dan informasi kesehatan lebih dulu dan lebih lengkap.
2.      Membiasakan diri untuk menolong orang lain, berbicara di depan umum dan bersikap kritis atas permasalahan kesehatan yang ada.
3.      Citra diri meningkat di masyarakat sebagai orang terpercaya dalam bidang kesehatan.
4.      Membantu program pemerintah dalam bidang edukasi dan kesehatan.
5.      Potensi dan keterampilan remaja meningkat.
6.      Remaja mampu bersosialisasi di masyarakat.
7.      Meringankan beban kader wanita PKK yang memiliki kesibukan terkait dengan beban hidup (ekonomi, waktu luang dan lain sebagainya).
Melihat keuntungan-keuntungan tersebut, tidak ada salahnya pemerintah mencoba merealisasikan Posyandu Remaja ini. Menjadi kader merupakan kegiatan yang mulia karena mengabdi bagi masyarakat secara sukarela.
Beranjak dari hal tersebut, berbicara tidaklah semudah melakukan. Dalam pengimplementasiannya pasti akan terdapat banyak kejadian yang melenceng dari rencana. Namun, dengan adanya kemauan yang serius segala sesuatunya akan berjalan lancar. Sekiranya terdapat beberapa kendala yang dapat diprediksikan apabila Posyandu Remaja ini direalisasikan. Misalnya, apakah remaja mau menjadi kader? Jawabannya tentu saja apabila didasarkan atas paksaan remaja akan hengkang apalagi banyak remaja yang disibukkan oleh kegiatan sekolah. Kader remaja ini tentu saja bukan dari seluruh remaja di tempat yang bersangkutan. Dilakukan pemilihan dengan kriteria tertentu untuk menjadikannya sebagai kader. Sehingga, pihak terkait harus meyakinkan bahwa kegiatan ini memang bermanfaat bagi kader. Dapat pula kegiatan Posyandu Remaja ini dikaitkan dengan kegiatan pada Sekaa Teruna Teruni yang ada. Kedua, akan banyak cemoohan dan sikap remeh dari peserta Posyandu terhadap remaja yang umurnya jauh di bawah dan sudah berani menyampaikan hal-hal yang belum pernah dialaminya. Contohnya tentang KB, masa kehamilan, melahirkan dan lain sebagainya. Anggapan seperti itu memang kerap kali terjadi, sehingga solusinya adalah remaja yang melakukan kegiatan-kegiatan Posyandu tetap didampingi oleh kader yang lebih berpengalaman. Selain itu, perlu diyakinkan bahwa si kader tidak bermaksud menggurui tetapi hanya membagikan informasi penting yang berguna bagi peserta Posyandu. Untuk kelancaran pelaksanaan Posyandu Remaja ini pemerintah perlu turut serta mendukung dan memfasilitasi. Mungkin dengan memberi apresiasi berupa penghargaan kepada para remaja yang menjadi kader Posyandu.

Akhir kata saya selaku penulis berharap apa yang saya sampaikan melalui esai ini bermanfaat. Sehingga, hendaknya kita bisa menelaah peribahasa “Tak Ada Rotan Akarpun Jadi” yang artinya bisa memanfaatkan apa yang ada. Sama halnya dengan kita bisa memanfaatkan dalam arti memberdayakan remaja sebagai kader Posyandu. Berdayakanlah potensi yang dimiliki bangsa kita yaitu remaja. Sehingga dengan diberdayakannya remaja menjadi kader Posyandu akan tercipta remaja yang peduli dengan kesehatan terutama kesehatan ibu dan anak.